Sebelum
membahas mengenai Budaya Literasi Masyarakat, tahukah kalian pengertian dari Budaya,
Literasi, dan Masyarakat itu apa ? Budaya menurut KBBI adalah pikiran,
akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang
(beradab, maju) dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk diubah. Sedangkan
literasi sendiri menurut Harvey J. Graff
“2006”, Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk
menulis dan membaca. Dan terakhir yaitu masyarakat. Masyarakat
dalam bahasa Inggris disebut “society” asal kata “sociuc” yang
berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab yaitu “syirk”
yang berarti bergaul atau dalam bahasa ilmiahnya interaksi. Dan menurut Koentjaraningrat
mendefinisikan Masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia
yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu. Dapat disimpulkan dari
penjelasan diatas bahwa Budaya Literasi Masyarakat adalah kemampuan individu
untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada
tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.
DATA STATISTIK
Menurut
data statistic UNESCO bahwa masyarakat Indonesia berada diposisi kedua terbawah
didunia artinya minat baca masyarakat Indoneia sangatlah rendah dan dapat di
presentasekan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% yang artinya
dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang membaca. Menurut riset yang dilakukan oleh Central
Connecticut State Univesity pada Maret 2016 Indonesia berada diperingkat ke-60
dari 61 negara mengenai minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan
di atas Bostwana (61). Padahal Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai
dan berkualitas untuk mendukung kegiatan literasi masyarakat di Indonesia. Dan
Indonesia sendiri memiliki infrastruktur untuk meningkatkan minat literasi
masyarakatnya yang levelnya lebih tinggi dari negara-negara di Eropa. Kesimpulan dari data statistik diatas sudah
jelas bahwa minat baca masyarakat Indonesia jauh dari kategori sadar akan
literasi yang artinya minat baca masyaralat Indonesia sangatlah rendah.
UPAYA
UNTUK MENINGKATKAN LITERASI
Seperti
yang sudah kita ketahui bahwa minat literasi masyarakat Indonesia sangatlah rendah,
disini penulis berupaya untuk memberikan sedikit kesadaran dan cara kepada
pembaca agar Indonesia menjadi lebih baik dalam presentase literasi didunia.
Sebelum penulis memberikan cara atau meningkatkan kesadaran akan pentingnya
literasi kita harus paham akan dimensi-dimensi literasi, Adapun dimensi-dimensi
tersebut antara lain:
Ø
Dimensi
geografis meliputi daerah lokal, nasional, regional, dan internasional.
Literasi ini bergantung pada tingkat pendidikan dan jejaring sosial.
Ø
Dimensi
bidang meliputi pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer, dan
lain sebagainya. Literasi ini mencirikan tingkat kualitas bangsa dibidang
pendidikan, komunikasi, militer, dan lain sebagainya.
Ø
Dimensi
keterampilan meliputi membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Literasi ini
bersifat individu, dilihat dari tampaknya kegiatan membaca, menulis,
menghitung, dan berbicara. Dalam tradisi orang barat, ada tiga keterampilan 3R
yang lazim diutamakan seperti reading, writing, dan arithmetic.
Ø
Dimensi fungsi, literasi untuk memecahkan
persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan,
dan mengembangkan potensi diri.
Ø
Dimensi
media, (teks, cetak, visual, digital) sesuai dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat, begitu juga teknologi dalam media literasi.
Ø
Dimensi
jumlah, kemampuan ini tumbuh karena proses pendidikan yang berkualitas tinggi.
Literasi seperti halnya kemampuan berkomunikasi bersifat relative.
Ø
Dimensi
bahasa, (etnis, lokal, internasional) literasi singular dan plural, hal ini yang
menjadikan monolingual, bilingual, dan multingual. Ketika seseorang menulis dan
berliterasi dengan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, maka ia
disebut seseorang yang multingual.
Dari
dimensi-dimensi diatas kita bisa mengabil langkah dengan menggunakan dimensi
media karena dengan dimensi media masyarakat Indonesia akan lebih responsive
terbukti dari hasil data statistik 60
juta penduduk Indonesia memiliki gadget dan menduduki posisi urutan kelima terbanyak
didunia dengan kategori kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing
Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia
lebih dari 100 juta orang. Terbukti
jelas bahwa masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari gadget nya dan bisa
menatap layer gadget kurang lebih 9 jam sehari.
Dengan menganalisis
karakteristik masyarakat Indonesia yang tidak bisa terlepas dari gadget kita
bisa melakukan cara dengan melalu dimensi Media, karena dengan dimensi
Indonesia masyarakat menjadi lebih responsive ketimbang dengan cara dimensi
lain karena masyarakat Indonesia memiliki karakteristik yang sukar untuk
menerima pendapat, budaya luar. Selain itu pemerintah harus mendukung kegiatan
akan peningkatan kesadaran atau minat literasi masyarakat Indonesia salah satunya
adalah kominfo harus tegas untuk membuat pelabelan situs/artikel sebagai hoax
dengan kriteria dan prosedur yang jelas. Selain itu kita juga harus melakukan
kontra narasi yang kredibel terhadap hoax/opini yang menyesatkan. Selain itu
perlunya ditingkatkan keamanan didunia maya, dan peraturan kebijakan untuk
menggunakan dunia maya dengan sebijak mungkin.
Sumber
Referensi :
Koentjaraningrat.
2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta
Graff, Harvey J.
2006 Literacy. Microsoft® Encarta® [DVD]. Redmond, WA: MicrosoftCorporation
2005
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/27/tingkat-literasi-indonesia-masih-rendah
https://radarjember.jawapos.com/opini/26/11/2019/membangun-literasi-untuk-kesejahteraan-masyarakat/
#literasi #budayaliterasi #makalahliterasi #esailiterasisingkat #esailiterasi #tugasesai
0 komentar:
Posting Komentar